CINTA ATAU HARTA, PILIH MANA ?.

Hiduplah sepasang suami istri yang bahagia. Istrinya yang cantik dan shalihah bernama Fauziah binti Abdullah. Suaminya yang tampan bernama Salam bin Sufyan. Semua orang menilai mereka pasangan ideal yang taat beribadah walau keadaan ekonomi mereka biasa saja. Mereka adalah pasangan yang sabar menanti rezeki dan segala hal yang diatur oleh Allah.

 

                Kecantikan Fauziah binti Abdullah sesungguhnya membuat semua lelaki  iri kepada Salam bin Sufyan. Salah satunya adalah seorang saudagar kaya yang belum menikah di kota itu, bernama Husein bin Ishak. Husein bin Ishak selalu mengintip ke mana pun Fauziah pergi. Perasaan Husein gundah dan sangat menginginkan Fauziah. Karena tidak kuat menahan gelisah, dia mengatakan hal itu kepada sahabatnya, Ismail bin Sholeh.

 

                “Ya Allah, kau jatuh cinta kepada perempuan bersuami. Apakah tidak ada perempuan lain selain dia?” tanya Ismail terkejut.

                “Aku sangat mencintainya. Bahkan aku rela menukar apa pun untuknya,” kata Husein yakin.

                Mereka lalu menyusun rencana untuk memisahkan suami istri itu. Ismail mengatakan akan membantu Husein memperistri Fauziah. Ismail mendatangi rumah Fauziah dan Salam.

 

                “Wahai Sahabatku, saudagar kaya bernama Husein bin Ishak ingin bertemu denganmu,” kata Ismail pada Salam.

                Salam sangat kaget dengan undangan itu. Bagaimana mungkin seorang saudagar kaya mengundang orang miskin sepertinya. Salam lalu memenuhi undangan Husein dengan hati yang dipenuhi tanda tanya.

 

Ya… rupanya Husein sangat tau kelemahan orang miskin seperti Salam kendati Salam adalah orang ahli ibadah. Apa boleh buat Husen sudah terlanjur terpana dengan pancaran kecantikan akhlaq dan spiritual Fauziah, bagi dia banyak harta adalah hal yang biasa, tidak ada yang istimewa dari semua harta dan kekayaan yang dimilikinya, namun pancaran cahaya spiritual seorang wanita sholehah baru dia rasakan ada pada diri Fauziah.

 

                Sampailah Salam di kediaman Husein yang sangat indah. Salam merasa undangan dari Husein merupakan penghargaan baginya dan dia merasa bahwa ini bisa menjadi jalan bagi kehidupannya.

                “Selamat datang, Sahabatku,” sambut Husein ramah.

                Salam menjadi kikuk dengan panggilan sahabat.

                “Assalamu’alaikum,” katanya bergetar.

                “Wa’alaikumsalam. Anggaplah ini sebagai rumahmu sendiri,” kata Husein. “Aku ingin berbincang  denganmu. Itu sebabnya, aku memanggilmu,” lanjut Husein.

                “Apa gerangan yang membuat kau memanggilku. Katakanlah, aku akan membantu jika memang kau membutuhkan bantuanku,” jawab Salam.

                “Bagaimana keadaanmu?” tanya Husein.

                “Aku baik-baik saja, sungguh pun aku dan istriku berada dalam kemiskinan,” Salam berpikir dengan mengatakan hal itu, Husein akan memberian sesuatu padanya.

                “Ya, aku tahu mengenai itu. Itulah sebab aku memanggilmu.”

                Apa yang dikatakan Husein membuat Salam terperanjat.

                “Bagaimana keadaan istri mu?” tanya Husein.

                “Istriku? Dia adalah perempuan salihah dan sabar menghadapi ujian ini. Dia tidak pernah mengeluh dan tetap mengabdi kepadaku sebagai suaminya. Selain itu, yang membuatku bangga adalah kecantikannya tidak pernah memudar walau kesulitan melilit kami. Dia selalu merasa bahagia,” jawab Salam bersemangat ketika bercerita mengenai Fauziah.

 

                “Apa yang terjadi jika kalian bercerai?” Husein bertanya tanpa ragu.

                “Ah, ada-ada saja. Aku sangat mencintainya dan hanya Allah yang akan memisahkan kami,” jawab Salam.

                “Hmmm, maksudku… aku ingin menukar istrimu dengan separuh harta yang kumiliki untukmu,” kata Husein.

                “Maksudmu?”

                “Sejak lama, aku memendam cinta pada istrimu, bahkan rasa cinta itu membuatku gelisah sepanjang malam. Aku tidak bergairah melakukan apa pun, yang terbayang hanyalah istrimu dan aku ingin melamarnya. Karena itulah aku memanggilmu. Aku ingin berbagi kisah sedih ini denganmu. Apakah perasaanku wajar? Bahkan aku rela menukar apa pun untuk seorang Fauziah,” Husein mengatakan itu dengan agak gemetaran.

 

                Salam tidak mengatakan apa-apa. Pikirannya berkecamuk antara cinta dan harta. Jika dia memilih Fauziah, hidupnya akan tetap miskin. Jika dia melepaskan Fauziah, dalam hitungan detik dia menjadi kaya raya. Apa yang akan dipilihnya.

                “Semua keputusan ada di tanganmu,” ujar Husein.

                “Berikan aku waktu untuk berpikir,” pinta Salam.

 

Di tengah perjalanan bisikan nafsu dan syetan bersatu padu menjebol  benteng keimanan Salam dan mengaduk-aduk isi otaknya agar Salam sepakat dengan sebuah persepsi bahwa Harta bisa membeli segalanya termasuk mengganti Fauziah dengan wanita lain yang lebih muda, cantik, sexy dan sholehah tentunya, begitulah bisik nafsu Salam.

 

                Lalu pulanglah Salam ke rumahnya. Ditemuinya Fauziah istrinya dan memberitahukan perbincangannya dengan Husein. Fauziah sangat terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya. Timbul perasaan waswas dalam hatinya. Sampai suatu hari, akhirnya Salam mengambil keputusan untuk menceraikan Fauziah.

 

                “Ya Allah…..Suamiku telah menceraikan aku, Engkau Maha Tau atas diriku, ku serahkan diri ini hanya untuk mengabdi padaMU, hanya KehendakMUlah yang terbaikuntuk aku turut ”, tangis Fauziah dalam doanya.  

 

                Selanjutnya, Salam mengatakan kepada Husein bahwa dia sudah menceraikan Fauziah dan dia menuntut janji Husein yang akan memberikan separuh  hartanya. Seluruh masyarakat mempergunjingkan hal itu. Semua orang yang mengetahui peristiwa yang dianggap memalukan itu; memilih harta dibandingkan cinta. Ya…Salam menceraikan Fauziah karena harta.

 

                Setelah masa idah Fauziah habis, Husein datang meminang Fauziah. Fauziah mengatakan akan melakukan shalat istikharah sebelum menolak atau menerima pinangan Husein.

                “ Ok, Aku setuju untuk menunggu,” kata Husein dengan tegas.

 

                Tibalah hari memberi kabar mengenai jawaban yang diberikan Allah atas shalat istikharah Fauziah. Orangtua Fauziah mengutus salah satu kerabat ke rumah Husein.

 

                “Wahai Sahabatku, jawaban dari Allah untuk pinanganmu adalah menerimamu sebagai suami bagi Fauziah.”

 

                Betapa bahagia hati Husein. Pernikahan diselenggarakan dengan meriah. Husein dan Fauziah hidup berbahagia.

 

Lain ceritanya dengan Salam, Salam yang telah hidup bergelimang harta rupanya mendengar kebahagiaan mereka. Hatinya terbakar api cemburu. Dia membayangkan mantan istrinya yang cantik, salihah, dan sabar, kini telah menjadi milik orang lain. Kecemburuan itu membuat kesehatannya memburuk. Akhirnya, Husein jatuh sakit. Biaya pengobatan yang besar lambat laun membuat hartanya habis dan dia kembali jatuh miskin.

 

Sahabat, memang hanya orang yang mampu bersabar saja yang akan mendapatkan kegembiraan dan kebahagiaan pada setiap akhir episode drama kehidupan ini, begitulah Allah sudah kasih kabar kepada kita sebelumnya :

 

Dan kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (sungguh, kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali), Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah (2) : 155-157).

 

Rasulullah SAW juga pernah berpesan, “Sungguh, amat mengagumkan keadaan orang beriman itu, karena semua urusannya itu baik baginya. Bila ia mendapat nikmat (kebahagiaan), dia bersyukur, maka itu menjadi kebaikan baginya. Dan bila ditimpah musibah, dia bersabar, maka itu menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim).

 

Wajah Cantik Jelita dan Tampan Rupawan memang salah satu anugerah tersendiri bagi yang ‘merasa’ dirinya cantik atau Tampan, namun sejatinya setiap kita dicipta oleh Allah SWT dengan sebaik-baik ciptaan, walau diantara kita ada yang merasa ‘kurang’ dalam tampilan fisiknya.

 

Bukankah kita sering menyaksikan banyak orang yang  cantik jelita atau tampan perkasa, namun jika kita ketemu dia begitu ‘muak’ nya kita melihatnya, itu karena perilaku dan akhlaknya sangat menyakitkan banyak orang, tetapi tidak sedikit orang yang cantik atau tampannya pas-pasan namun begitu sejuk dipandang dan begitu menenteramkan jika kita berada didekatnya.

 

Sahabat, sejatinya raga ini hanyalah sebuah BAYANGAN TIGA DIMENSI dari sebuah KESEMPURNAAN yang ada dibaliknya yaitu RUH kita, bayangan itu terpantul  dari sebuah cermin yang bernama HATI, Ruh kita membawa sifat-sifat Ketuhanan yang begitu sempurna yang akan dipantulkan melalui CERMIN HATI, apa yang terjadi jika Cermin itu kotor ? ya… kesempurnaan itu tidak akan terlihat jelas pada bayangan itu, sebaliknya jika cermin itu bersih maka bayangan tiga dimensi itu akan terlihat begitu sempurna bahkan mengagumkan bagi setiap mata yang melihatnya, jika mata yang melihat itu juga memiliki Cermin Hati yang bersih.

 

“ Tidaklah mereka berjalan di muka bumi, agar mereka memiliki hati yang dengannya mereka dapat memahami, dan mereka memiliki telinga yang dengannya mereka dapat mendengar, karena sesungguhnya bukan mata yang buta, tapi hati yang di dalam dada yang buta. (QS.Al-Hajj :46 )

 

Kisah diatas BUKAN UNTUK DIPRAKTEKKAN lho ya, tapi cukup kita ambil pelajarannya, bahwa HARTA bukanlah segala-galanya, Allah SWT sangat-sangat Maha Kaya, Dia memberikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendakiNYA tanpa perhitungan dan tak akan ada seorang yang mampu menolak pemberianNYA, Dia juga sangat-sangat mudah mencabut seluruh harta kekayaan kita dalam sekejap jika Dia menghendakinya dan tak satupun orang yang mampu mencegahnya.

 

Tidak beda, demikian pula CINTA kita kepada manusia, CINTA bukanlah RASA yang harus diagung-agungkan, karena RASA CINTA akan memudar ketika apa yang kita cintai itu menjauh dari perasaan kita bahkan menghilang dari tatapan dan tangan kita.

 

Ya  ya  ya, Hanya HATI yang bersih saja yang akan mampu memancarkan CAHAYA Spiritual RUHIAH kita meresonansi/mempengaruhi hati orang-orang disekitar kita, bahkan pancaran cahayanya akan mengekal hingga raga yang hanya sebuah bayangan tiga dimensi ini menghilang terkubur di kalang tanah.

 

Berbahagialah kita yang senantiasa menjaga dan membersihkan HATI ini karena ia adalah cermin yang akan memancarkan CAHAYA KESEMPURNAAN Ruhiah yang akan menutupi seluruh CELA yang ada dalam raga ini.

 

Hanya Suami yang BODOH saja berani tega meninggalkan Istri Sholehahnya terlantar di rumahnya atau bahkan dipinta orang lain dan hanya Istri yang TOLOL saja yang mematikan kesholehan suaminya dengan berbagai macam tuntutan duniawi hingga kinerja hidupnya menjadi TIDAK EFEKTIF.

 

Bulan RAMADHAN, saat yang TEPAT untuk MENCUCI BERSIH HATI kita dari segala KERAK PENYAKIT HATI, iri, dengki, pemarah, rakus, pelit, egois, sombong, zalim dan tidak adil, jangan biarkan sedetikpun hembusan nafas ini  keluar tanpa kalimat ISTIGHFAR (astaghfirullahal ‘adhim), jangan biarkan tangan ini mengayun ‘TANPA MEMBERI’, jangan juga biarkan mata, telinga dan kaki ini liar tanpa kendali. Ini Bulan Suci saatnya kita KEMBALI SUCI kalo tidak kita PASTI RUGI.

 

bersegeralah memperbanyak Amal Shaleh, ikuti program-program sukses Ramadhan bersama Rumah Ramah Sahabat Yatim

MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH

Rekening Rumah Ramah

BRI 200601002275508

Sedekah 3 Dinar Mendapat Ganti 300 Dinar

Dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir berkata, “Maula perempuan Abu Umamah menceritakan kepadaku:

“Abu Umamah adalah orang yang suka bersedekah dan senang mengumpulkan sesuatu untuk kemudian disedekahkan. Dia tidak pernah menolak seorang pun yang meminta sesuatu kepadanya, sekali pun ia hanya bisa memberi sesiung bawang merah atau sebutir kurma atau sesuap makanan.

 

Pada suatu hari datang seorang peminta-minta kepadanya padahal ia sudah tidak memiliki itu semua, selain uang sebanyak 3 dinar. Orang itu tetap meminta juga, maka Abu Umamah memberikannya 1dinar. Kemudian datang orang lain untuk meminta. Abu Umamah memberinya 1 dinar. Datang lagi satu orang, Abu Umamah memberinya 1 dinar juga.

Sudah barang tentu aku marah. Kemudian aku berkata:

“Wahai Abu Umamah, engkau tidak menyisakan untuk kami suatu pun!”

 

Kemudian Abu Umamah berbaring untuk tidur siang. Ketika adzan Ashar dikumandangkan aku membangunkannya. Lalu ia berangkat ke masjid. Setelah itu aku bercakap-cakap dengan dia kemudian aku meninggalkannya untuk mempersiapkan makan malam dan memasang pelana kudanya.

 

Sedekah 3 Dinar Mendapat Ganti 300 Dinar

Ketika aku masuk kamar untuk merapikan tempat tidurnya, tiba-tiba aku menemukan mata uang emas dan setelah aku hitung berjumlah 300 dinar.

Aku berkata dalam hatiku:

“Tidak mungkin dia melakukan seperti apa yang dia perbuat kecuali sangat percaya dengan apa yang akan menjadi penggantinya.”

 

Setelah Isya’ dia masuk rumah. Dan ketika melihat makanan yang telah tersedia dan pelana kuda telah terpasang ia tersenyum lalu berkata, ‘Inilah kebaikan yang diberikan dari sisi-Nya.”

Aku berada di hadapannya sampai ia makan malam. Ketika itu aku berkata:

“Semoga Allah senantiasa mengasihimu dengan infak yang engkau berikan itu sebenarnya engkau telah menyisihkan simpanan, tetapi mengapa engkau tidak memberitahu aku, sehingga aku dapat mengambilnya.”

 

Abu Umamah bertanya:

“Simpanan yang mana? Aku tidak menyimpan apapun!”

Kemudian aku angkat kasurnya, tatkala Abu Umamah melihat dinar itu ia bergembira dan sangat heran.

Serta merta aku potong tali ikatku, sebuah tali yang menandakan aku seorang Majusi atau Nasrani, dan aku masuk Islam.”

 

Ibnu Jarir berkata:

“Aku melihat wanita itu (bekas budak) menjadi guru kaum wanita di masjid Himsha yang mengajarkan Alquran, sunah dan ilmu faraidh”

 

Sumber: 99 Kisah Orang Shalih, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Darul Haq, Cetakan 5 Shafar 1430/2009

Mari Berbagi Dengan anak-ana yatim di Rumah Ramah Sahabat yatim

no rekening BRI. 200601002275508 a/n Yayasan Rumah Ramah

komfirmasi di no hp 0838 7199 0800

 

 

 

Ketika Tiga Sahabat Saling Berebut Bersedekah

 

Di sebuah perang membela Islam, tiga orang terluka parah. Ketiganya sangat membutuhkan air minum. Tapi, setelah tersedia, mereka malah saling mengalah. Mereka mendahulukan sahabatnya agar bisa minum terlebih dahulu. Apa yang terjadi? Setelah gelas air itu ‘berputar’ di antara mereka tanpa sempat diminum, meninggallah mereka tanpa seorangpun sempat meminumnya.

Peduli Sesama Di Perang Yarmuk, Ikrimah bin Abi Jahal berjuang untuk Islam secara
total. Dia terus maju menghadapi musuh tiada gentar sedikitpun. Tercatat, sudah banyak tentara Romawi yang tewas di tangannya. Demi memperhatikan ‘kinerja jihad’ Ikrimah yang super-berani itu, lalu Khalid bin Walid –sang panglima perang- mendekati dan mengingatkannya: “Ikrimah, janganlah nekat. Keberadaan Anda sangat dibutuhkan
oleh kaum muslimin!” “Hm…, mudah saja Anda berkata seperti itu. Anda sudah merasakan manisnya berjuang di Jalan Allah bersama Rasulullah SAW ketika saya dan bapak saya sangat keras memusuhi di medan perang. Pantaskah kini -setelah bersama Rasulullah SAW- saya malah lari dari hadangan pasukan Romawi?
Oh, tidak! Biarkan saya menebus dosa-dosa saya,” kata Ikrimah dengan mantap. Lalu,
tanpa ragu-ragu, iapun kembali masuk ke arena perang. Sayang, Ikrimah akhirnya terluka parah. Ia dibaringkan berdekatan dengan Harits bin Hisyam dan Suhail bin Umair yang juga terluka parah. Akibat kehilangan banyak darah, mereka merasa sangat haus. Ketika seorang perawat hendak memberi Ikrimah segelas air minum, tibatiba Harits mengeluh kehausan. Ikrimah meminta air itu untuk diberikan ke Harits saja. Namun, belum lagi bibir Harits menyentuh gelas, Suhail mengerang kehausan. Harits pun mendahulukan Suhail untuk minum. Tapi, Suhail pun tidak jadi minum dan mendahulukan Ikrimah yang kembali mengerang kehausan. Begitu gelas berisi air itu didekatkan ke bibir Ikrimah, ternyata dia sudah meninggal. Demikian pula ketika air hendak diminumkan
ke Harits, ternyata dia juga telah tiada. Dan, Suhail menyusul syahid pula. Ketiganya
gugur di medan jihad tanpa sempat minum untuk kali yang terakhir. Subhanallah! Berbuat kebajikan memang perintah Allah. Ketiganya sangat memahami dan bahkan tampak berusaha untuk mempraktikkannya. Ikrimah, Harits, dan Suhail terlihat sedang “berebut perhatian” Allah. Ketiganya sedang “mencari perhatian” Allah. Mereka rindu untuk mendapat ridha
Allah. “Dan, Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan” (QS Al-Maaidah [5]: 93).
Saling Berlomba Berbuat baik kepada orang lain termasuk kebajikan yang sangat disukai untuk kita amalkan secara istiqomah. Berlomba-lombalah berbuat kebajikan (QS
Al-Maaidah [5]: 48). Pada kisah Ikrimah dan dua sahabatnya di atas, jelas mereka sedang berlomba-lomba menjadi “yang terdepan” dalam hal berbuat kebajikan. Hal itu mantap mereka lakukan, agar mendapat kemenangan atau kebahagiaan.
“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Robbmu
dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan” (QS Al-Hajj [22] : 77).
Ikrimah dan dua sahabatnya ingin selalu bersegera dan memperbanyak berbuat kebajikan, bahkan sekalipun harus melepas sesuatu yang sangat dicintainya, sesuatu yang sangat diinginkannya. Pada saat terjadi kisah “Tiga sahabat yang saling mengalah” tadi, sesungguhnya segelas air adalah sesuatu yang paling diinginkan dan sangat berharga yang –boleh jadi- akan bisa menyelamatkan mereka dari kematian. Tapi – subhanallah- mereka malah saling mengalah, dan ingin mendahulukan sahabatnya untuk menikmati air itu. Mereka telah memeragakan dengan indah tentang bagaimana praktik ‘menafkahkan harta yang paling kita cintai’.  
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan, apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”
(QS Ali ‘Imraan [3]: 92).
Mereka –Ikrimah dan dua sahabatnya terlihat memiliki ciri sebagai orang shalih, yaitu bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan.
“Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan. Mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yangshalih”
 (QS Ali ‘Imraan [3]: 114).
Pada kisah “Tiga sahabat yang saling mengalah” itu, tampak nyata bahwa mereka memiliki ciri-ciri sebagai orang yang bertakwa. Apa ciri-cirinya? Berinfaq di Jalan Allah, baik di saat lapang ataupun sempit. Jelas, di saat-saat mereka terluka parah dan kehausan, mereka tidak sedang lapang. Bahkan, sebaliknya, mereka benar benarsedang dalam posisi kesempitan karenaair yang tak segera diminum beresiko (memercepat) kematian. Tapi, saat itu, bagi mereka ajaran berikut ini teramat indah dan nikmat untuk diabaikan begitu saja.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Robbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orangorang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”
 (QS Ali ‘Imraan [3]:133-134).
Atas apa yang telah mereka peragakan itu, pantas kiranya pahala dari  Allah mereka terima.  
“Dan, apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)-nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa”
 (QS Ali ‘Imraan [3]: 115).
Disukai Allah
Segera ambil hikmah: Bahwa, berbuat kebajikan memang perintah Allah.
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”
(QS An-Nahl [16]: 90).
Mari raih kebahagiaan yang hakiki dengan menjadi orang yang disukai Allah.
“Dan, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan
(QS Al-Maaidah [5]: 93).
Sungguh, adakah kebahagiaan lain yang bisa melebihi orang yang disukai Allah?

Ayah Ibu

Ayah .Ibu … Aq mrindukan kasih sayang dari kalian .
Aku ingin dinyanyikan lagu sayang sewaktu aku masih kecil..
Ayah .Ibu apa kah kaLian masih ingat dengan anak mu ini yang masih ingin diberi kasih syang sama kalian.
Ayah. Ibu aku syang kalian.
Aku merindukan kalian..
bertahun-tahun ku simpan rasa ini
rasa sayang dan rasa cinta ini tak lekang oleh waktu semakin terpatri bayangan wajahmu dihatiku..
senyummu..
belaian tangan..
dan tatapan matamu yg selalu lewat melintasi mataku
aku tau ini hanya halusinasiku
dan tak mungkin menjadi kenyataan
bila Tuhan berkata lain
bila Tuhan mengijinkan kita bersatu
entahlah..
semakin jauh aku menerawang
semakin menggila rasa ini
aku tau ini salah
aku tau ini tidak mungkin..l

TAWAKKAL SEMUT

Pada suatu hari, Nabi Sulaiman a.s. bertanya kepada seekor semut, “Wahai semut ! Berapa banyak engkau memperoleh rizki dari Allah dalam jangka satu tahun ?’

Semut menjawab, “Sebesar biji gandum”.

Jawaban itu mengejutkan Nabi Sulaiman a.s. Beliau a.s. kemudian memberikan sebiji gandum pada semut itu dan memiliharanya dalam sebuah botol.

Setelah jangka waktu satu tahun berlalu, Nabi Sulaiman a.s. membuka botol tersebut untuk melihat nasib sang semut. Beliau a.s. menemukan semut itu hanya memakan sebagian biji gandum yang diberikannya.

Nabi Sulaiman a.s. bertanya, “Mengapa kamu hanya memakan sebagian, tidak menghabiskannya ?”

Semut menjawab, “Selama ini aku bertawakkal kepada Allah. Aku yakin Allah tidak akan melupakanku. Tapi, ketika aku berusaha pasrah bergantung kepadamu, aku tidak yakin apakah kamu masih ingat kepadaku setahun ke depan dan memberiku sebiji gandum lagi. Karena itulah, aku hanya memakan sebagiannya saja, sebagai persiapan bekal untuk tahun berikutnya”.

CARA ALLAH BAGI REZEKI

CARA ALLAH BAGI REZEKI

 

Ketika Nabi Muhammad SAW mengundang para sahabat untuk menghadiri walimatul ursy ( Pesta Pernikahan ) yang diadakan beliau dengan seorang wanita yang menjadi istrinya. Para sahabat hadir dan begitu mereka menyaksikan tentang rupa makanan yang dijamukan oleh Rasulullah SAW, mereka tak tahan untuk tidak memperbincangkannya.

” Darimana Rasulullah SAW akan mampu memenuhi kebutuhan hidup dari para istri-istrinya ? coba lihat, jamuan walimahnya saja cuma seperti itu ?”

 

Rasulullah SAW diam saja. Beliau bukan tidak tahu apa yang diperbincangkan oleh para sahabat saat itu. Usai menunaikan sholat, Rasulullah SAW menceritakan suatu kisah kepada para sahabat yang hadir.

 

” Aku ingin menceritakan suatu kisah perihal rezeki kepada kalian. Kisah ini diceritakan oleh malaikat Jibril kepadaku. Bolehkah aku meneruskan kisah ini kepada kalian ?”

 

Rasulullah SAW kemudian memulai kisahnya.

” Suatu ketika Nabi sulaiman a.s melakukan sholat ditepi pantai. Usai sholat, beliau melihat ada seekor semut sedang berjalan di atas air sambil membawa daun hijau. Beliau yang mengerti bahasa binatang mendengar si semut memanggil-manggil si katak. Tak berapa lama kemudian, lalu seekor katak muncul. Ada apa gerangan dengan si katak itu sehingga si semut terus-menerus memanggilnya tadi ? Nabi Sulaiman menyaksikan bahwa begitu si katak muncul, katak itu langsung saja menggendong sang semut masuk ke dalam air menuju dasar laut.

 

Ada apa di dasar laut ? Semut itu menceritakan kepada Nabi Sulaiman a.s bahwa di sana ada berdiam seekor ulat yang terbelenggu di dasar laut. Sang ulat menggantungkan rezekinya kepada si semut.

” Sehari dua kali aku diantar oleh malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat itu “. Demikian si semut memberikan penjelasannya kepada Nabi Sulaiman a.s. ” Siapakah malaikat itu, hai semut ?” tanya Nabi Sulaiman kepada si semut dengan penuh selidik. ” dia adlah si katak sendiri. Malaikat menjelmakan dirinya menjadi katak yang kemudian mengantarkan aku menuju dasar laut “.

 

Setiap selesai menerima kiriman daun hijau dan melahapnya, si ulat tak lupa memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT, ” Maha Besar Allah yang mentakdirkan aku hidup di dasar laut “. Dalam mengakhiri ceritanya itu, Rasulullah SAW memberi pandangannya.

” Jika ulat saja yang hidupnya di dasar laut, Allah SWT masih tetap memberinya makanan, maka apakah Allah SWT tega menelantarkan umat Muhammad soal rezeki dan rahmatnya ?”

 

Sahabat, marilah kita lihat hewan yang sangat lemah, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga.

 

Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi kita lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk menjemput rizki . Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan tubuhnya ke batu, atau terjun dari gedung lantai 7. emang ada cacing bisa naik lift ? he he he…

 

Sahabat, sebenarnya kebutuhan perut dan tubuh kita ini tidaklah menuntut yang aneh-aneh, namun kita seringkali membeli barang dan makanan yang aneh-aneh demi memenuhi berbagai keinginan-keinginan nafsu kita, makan di warung kaki lima sama di restoran sama kenyangnya, baju di mall sama baju di Tanah Abang sama nyamannya, rumah sederhana sama rumah mewah sama fungsinya, ya… ternyata gaya hidup yang membuat kita memaksakan diri dan mempersulit diri kita sendiri, hanya dengan mencontoh gaya hidup Muhammad SAW maka hidup kita akan ringan, mudah dan penuh berkah.

 

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kalian hingga kalian mengikuti GAYA HIDUP mereka.” ( Al-Baqoroh : 120 ), karena dengan mengikuti gaya hidup mereka maka kantong kita dan kantong negara kita ini akan terkuras habis sampai ngutang sama mereka, maka barulah mereka tersenyum menjabat tangan kita.

 

Sahabat, dari pada mengikuti gaya hidup mereka mending kita alihkan untuk investasi yang lebih prospektif untuk masa depan kita di Dunia dan Akhirat kelak.

ALHAMDULILLAH RAMADHAN DATANG LAGI

PIDATO ROSULULLAH SAW MENJELANG RAMADHAN

 

Wahai manusia!,

Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan do’a-do’amu diijabah.

 

Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan puasa dan membaca kitabnya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat.

Bersedakahlah kepada kaum fakir dan miskin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

 

Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihani manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdo’a pada waktu shalatmu, karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah azza wa jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab meraka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan do’a mereka ketika mereka ber-do’a kepada-Nya.

Wahai manusia!

Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan beriistighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan bersujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul ‘alamin.

Wahai manusia!

Barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

 

Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.

 

Wahai manusia!

Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini akan berhasil melewati sirathul mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.

 

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia ber-jumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Alllah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturrahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia akan berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunnah di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu baginya ganjarann seperti melakukan 70 shalat fardhu di bulan lain.

Barangsipa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangnnya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat al-Qur’an, balasannya sama dengan mengkhatamkan al-Qur’an pada bulan-bulan yang lain.

 

Wahai manusia!

Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagi-mu, maka mintalah kepada Rabbmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.

Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tidak lagi pernah menguasaimu. Amirul Mukminin berkata: “Aku berdiri dan berkata : Ya Rasullullah apa amal yang paling utama di bulan ini? jawab Nabi: Ya Abal Hasan amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah.”

Sahabat, kalo sekuksesan materi dan duniawi lainnya sangat kita kejar siang dan malam hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup kita dan keluarga kita, akankan satu bulan Ramadhan yang akan datang ini akan kita lalui begitu saja tanpa upaya optimalisasi ? ya… Ramadhan menjanjikan kita akan dapatnya satu Jalan Sukses Tanpa Batas, satu bulan yang membuat umur kebajikan kita melampaui batas umur kita sendiri, satu bulan yang mampu melebur habis segala dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan, satu bulan yang memberikan kesempatan kepada kita untuk sampai ke sebuah Zona dimana kita mampu melihat dengan jelas takdir-takdir kesusksesan dan kegagalan kita. Sehingga kita tidak lagi meraba-raba atau mencoba-coba banyaknya jalan yang terbentang di depan kita.

Singkong + Kopi Pahit

Ini sebuah kisah nyata dari seorang Sahabat saya di sebuah Pesantren Besar yang sudah menusantara, ketika saat-saat indah penganten baru.

Di rumah dinasnya yang sangat-sangat sederhana, beliau menghidangkan kepada sang istri beberapa potong Singkong Rebus dan segelas Kopi Pahit (kopi tanpa gula), tak ada makanan lain selain itu.

“ Bang, gak ada makanan lainkah ? “. Tanya lembut sang istri
“ ya… di hari yang indah ini kita hanya punya Singkong Rebus dan Kopi Pahit, makanlah….” Jawab sang suami apa adanya. Hati kecil sang istri berprasangka baik kepada sang Saumi, barangkali saja sang suami sedang bercanda, maka dimakanlah singkong rebus itu dan dimunum juga kopinya dan ternyata kopinya benar-benar pahit, sang istri hanya tersenyum agak sinis sambil menyimpan pertanyaan besar dalam hatinya namun sepatah katapun dia gak berani mengungkapkan, “ apa artinya ini ya ?  “.

tiba-tiba sang suami dengan serius memberikan sebuah statmen kehidupan yang  akan dilalui bersama istrinya, “ Sayang… hidup kita saat ini, besok, lusa dan mungkin seterusnya adalah seperti Kopi Pahit ini, kita harus bisa dan terbiasa menelannya karena bisa jadi banyak kepahitan-kepahitan yang akan kita alami dan lebih pahit dari kopi ini, jangan pernah merasa iri dan tergiur dengan kopi manis yang diminum orang lain karena kita hanya punya Kopi Pahit, dan Singkong rebus ini adalah sesungguhnya makanan rakyat yang tangguh menghadapi sulit dan pahitnya kehidupan di negeri ini, dan itu bisa kita dapatkan dengan cara mudah dan halal, maka biasakanlah makan singkong rebus “.

Sahabat, ternyata sahabat saya ini bukan sedang bercanda, beberapa hari yang lalu saya bersama teman bersilaturrahim ke rumahnya dan ternyata sudah dikaruniai 3 orang anak, duduk di saung depan rumahnya telah tersedia makan khas beliau Singkong Rebus + Kopi, “ jangan-jangan kopinya masih pahit, nih “, bisik saya dalam hati, sayapun mencicipi, alhamdulillah ternyata manis, ha ha ha….

Sahabat, bersyukurlah jika hari-hari kita ketika kita lapar ada menu makanan yang bisa kita makan sesuai selera kita, ketika kita haus ada minuman kesukaan kita yang bisa kita beli, diperjalanan ada tukang jualan beraneka jajanan bisa kita dapatkan dengan mudah, karena dikesempatan yang sama banyak sekali saudara-saudara kita yang sehari-harinya untuk mendapatkan sesuap nasi saja harus bekerja keras peras keringat dulu bahkan tidak sedikit harus hutang dulu untuk makan. Maka sangat tidak etis kalo di meja makan kita tersedia menu lengkap dan ketika kita akan menyantapnya LUPA tidak menyebut NAMA ALLAH SWT.

Sekali waktu sempatkanlah berwisata di sebuah desa miskin atau Panti Asuhan dan Pesantren di Pelosok, betapa hebat dan tegarnya mereka mengarungi kehidupan yang serba terbatas, sehari ketemu nasi sekali saja bagi mereka sudah cukup, tidak pernah terfikir bagi mereka ingin makan pizza, hamberger, Es Teller atau menu makanan lain yang lagi ngetrend saat ini

Demikian juga kehidupan para Yatim dan Dhu’afa baik yang masih dalam naungan keluarga ataupun yang hidup di Panti-Panti Sosail, Pesantren dan Rumah Ramah tidaklah sama dengan kehidupan para keluarga normal  yang hidup berkecukupan, Bagi Keluarga Yatim dan Dhu’afa yang penting bagi mereka hari ini ada beras yang bisa dimasak, mereka bisa dan terbiasa makan dengan kerupuk saja atau lauk ikan asin saja, atau dengan sambal dan sayur saja atau yang paling gampang bagi mereka dengan mie instan juga sudah cukup .

Dengan segala keterbatasan, mereka tetap memiliki semangat untuk berubah menjadi lebih baik, untuk itulah kami mengajak Anda untuk beramal sholeh membantu kebutuhan para Yatim dan Dhu’afa yang bernaung di Rumah Ramah Sahabat Yatim & dhu’afa

Ketik BISMILLAH, NAMA, NIAT SEDEKAH KARENA ALLAH SWT,

Sahabat, ketika ini kita lakukan, maka sel-sel darah dan daging yang tumbuh pada anak-anak asuh kita akan menjadi saksi atas sedekah dan amal sholeh yang pernah kita berikan kepada mereka, dan pahala kita akan terus mengalir ketika mereka malakukan segala bentuk aktifitas ibadah selama hidupnya, subhaanallah

Silahkan Salurkan sedekah anda Melalui rekening yayasan Rumah Ramah  BRI. 200601002275508 dan komfirmasi ke no telepon 021 7070 1602 atau SMS ke no hp 0838 7199 0800

RUMPUT TETANGGA TAK SEHIJAU PERSEPSI KITA

Jika Nafsu telah terbelenggu dan dikuasai oleh Setan, maka iman yang telah kita pupuk sekian puluh tahun akan lenyap juga dalam waktu yang amat singkat. Betapa sering hubungan rumah tangga retak dan hancur karena tidak terkontrolnya dan terjaganya interaksi dengan lawan jenis. Maka berhati-hatilah jangan sampai kisah dibawah ini terjadi dalam keluarga kita.

 

Sebut saja namanya Shidiq seorang pemuda saleh, Sidiq menikah dengan seorang wanita solehah, Anisah. Mereka berdua berasal dari keluarga agamis, terpandang dan mulia. Kedua belah pihak merasa sangat berbahagia dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. karena telah dikaruniai pasangan yang sesuai dan cocok dengan hati. Hari-hari yang mereka jalani penuh dengan keceriaan dan kemesraan.

 

Sidiq kesehariannya bekerja diluar rumah. Ia berangkat pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Anisah tinggal dirumah sendirian. Untuk menghibur hati sang istri dan teman dikala kesepian Sidiq membelikan Anisah komputer. Komputer tersebut diletakkan didalam kamar dan disambungkan padanya internet. Awalnya Anisah tidak tahu apa-apa tentang komputer. Sidiqlah yang mengajarkan cara penggunaan komputer. Hingga pada akhirnya Anisah sudah biasa menggunakan komputer sendiri dengan baik.

 

Sehabis menyelesaikan pekerjaan rumah, Anisah memanfaatkan waktunya didepan komputer, mengakses berita dan mengikuti perkembangan dunia Islam. Waktu pun terus berjalan dan kehidupan mereka tetap harmonis dan tentram. Sehingga sampai pada suatu hari, Anisah masuk ruang chating dan disanalah ia mulai berkenalan dengan banyak orang. Awalnya hanya tanya jawab tentang nama, tempat tinggal, sehingga karena sudah keasyikan pembicaraan menjadi panjang dan lebar. Telah banyak teman dan kenalan Anisah di ruang chating. Dan setiap hari sehabis pekerjaan rumah, Anisah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk chating.

 

Hingga pada suatu ketika, Anisah berkenalan dengan seorang pemuda di ruang chating, namanya Fatih. Chating mereka lakukan dengan menggunakan kamera. Sehingga diantara mereka saling melihat. Awalnya pembicaran mereka hanya berkisar tanya nama, tempat tinggal dan lainnya. Namun chating ini terus berlangsung setiap hari. Sehingga timbullah rasa suka dihati Fatih pada Anisah. Ia mulai bermanis kata dan merayu. Fatih mulai berkata-kata yang membuat tersentuh hati Anisah. Setan pun tak tinggal diam. Membisikkan kedalam hati Anisah hal-hal yang tidak baik. Anisah berusaha untuk menolak dan melawannya. Namun karena mereka chating setiap hari, dengan saling melihat, akhirnya sedikit demi sedikit timbullah dihati Anisah perasaan suka pada Fatih. Sebenarnya Fatih menyukai Anisah hanya karena kecantikan wajahnya saja, rasa suka yang berlandaskan pada hasrat nafsu. Dan akhirnya Anisah juga terpedaya dengan kata-kata dan ketampanan Fatih yang menjadi teman chatingnya setiap hari tersebut.

 

Chating itupun terus berlangsung. Dan Sidiq tidak menaruh curiga pada Anisah. Karena ia sangat percaya pada Anisah. Dan Anisah pun sangat pandai menyimpan rahasia. Namun sesuatu yang busuk bagaimanapun pintar menyimpan akan ketahuan juga baunya. Akhirnya Sidiq mulai curiga dengan gelagat Anisah, sehingga setelah ia selidiki akhirnya ia mengetahui bahwa Anisah telah menjalin hubungan gelap dengan seorang pemuda di ruang chating. Fatih sangat marah dan akhirnya ia menjual komputer tersebut. Dan memperingatkan Anisah untuk segera bertobat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. dan meninggalkan pemuda tersebut. Anisah pun mengakui kesalahannya.

 

Namun, karena hati telah diberikan pada syetan dan hawa nafsu selama ini, Anisah merasa masih sulit menghilangkan bayangan Fatih dari pikirannya. Hatinya telah terpaut pada Fatih. Sehingga tanpa diketahui oleh Sidiq, Anisah menghubungi Fatih lewat telpon. Ia menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya pada Fatih dan tentang perasaannya pada Fatih. Rupanya Fatih telah berhasil menjaring mangsanya. Iapun memanfaatkan kesempatan tersebut, ia mulai merayu dan menggombal. Ia berkata,

 

“Kalau kamu menyukai dan mencintai saya, tinggalkanlah suamimu! Minta cerailah darinya! Saya akan datang untuk melamarmu dan kamu akan hidup tentram dan bahagia dengan saya.”

 

Anisah yang telah goyah dan lemah imannya ini mulai terpedaya dengan bujuk rayu dan janji-janji Fatih. Ia telah dipengaruhi oleh syetan dan nafsu, ia lebih memilih Fatih dari pada suaminya. Anisah tidak sadar bahwa syetan dan nafsu sedang menipunya dan ingin menghancurkan dirinya dan kehidupan rumah tangganya.

 

Akhirnya, Anisah minta cerai pada Sidiq. Dan terjadilah perceraian yang tidak diharapkan tersebut. Anisah pulang kerumah orang tuanya. Keluarganya sangat menyesalkan perceraian tersebut. Dan mulailah Anisah berhubungan dengan Fatih. Fatih sering datang kerumah Anisah dan terkadang mengajaknya keluar rumah, dengan mobil mewah yang dimiliki Fatih.

 

Hari dan minggu terus berganti, namun Fatih belum juga melamar Anisah. Mereka masih menjalani pacaran. Sampai pada suatu malam, Fatih mengajak Anisah menginap di sebuah hotel dan pada malam itu terjadilah perselingkuhan, terjadilah hubungan yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka berzina. Mereka telah dikuasai oleh hasrat nafsu dan syetan.

 

Hari dan bulan terus berganti, tapi Fatih belum juga datang untuk melamar Anisah. Anisah sangat gelisah dan tidak bisa tenang, ia selalu diberi janji yang tak pasti. Dan sampai pada suatu hari Fatih berkata pada Anisah,

 

” Wahai wanita yang hina, apakah engkau mengira aku akan menikah dengan wanita seperti dirimu, tidak akan pernah! Aku tidak akan mau menikah dengan wanita murahan seperti dirimu. Engkau tidak lagi berharga, engkau adalah wanita kotor dan hina, engkau tidak layak menikah dengan pemuda terpandang seperti diriku. Aku yakin, kalau sekali sudah berkhianat, kelak engkau berkhianat lagi. Kalaupun engkau kunikahi, kelak bila engkau bertemu pemuda yang lebih ganteng dan lebih kaya dariku pasti engkau akan meninggalkan diriku, sebagaimana engkau telah meninggalkan suami mu yang baik-baik itu. Dan aku tidak mau hal itu terjadi pada diriku, sekarang pergi engkau dari sisiku! Jangan temui aku lagi, aku tidak mau lagi melihat mukamu, aku sudah muak dengan dirimu.”

 

Anisah pun berlalu pergi dengan membawa luka mendalam di hatinya. Hidupnya telah hancur. Masa depannya telah gelap. Ia telah salah selama ini menilai. Ia telah tertipu dan terpedaya. Penyesalan tidak ada lagi gunanya. Kembali pada suami yang pertama, tak akan mungkin suaminya mau menerima dengan keadaan dirinya saat ini, kembali pada keluarganya, ia merasa malu, ia tidak tahu harus melangkah kemana dan mengadu pada siapa. Hanya kepada Allah Swt. Mengadukan segala kelukaan dan kesalahan yang dilakukan selama ini. Anisah telah menyadari kekeliruannya dan sangat menyesal atas apa yang telah ia lakukan., yah….rumput tetangga kadang terlihat lebih hijau dari rerumputan kita karena bisa jadi kita tidak merawatnya.

 

Sahabat, betapa pintu-pintu masuk Perzinaan dan Perselingkuhan saat ini sangat dengan mudah kita dapatkan, mulai dari senda gurau dengan lawan jenis lewat chating, berduan dengan lawan jenis ditempat-tempat yang aman dari penglihatan orang, di privat room warnet, di ruang kantor, karaoke room, mini movie room, di tempat wisata, di hotel dan Villa, hingga di rumah kita sendiri. Ditambah lagi banyaknya ivent-ivent yang membuat kita terpompa nafsu syahwat kita, juga tontonan-tontonan dan bacaan-bacaan yang mengexploitasi pornografi sangat mudah didapatkan dan mudah diakses oleh siapapun.

 

Maka Allah sangat melarang mendekati pintu-pintu masuk perzinaan itu apalagi sampai memasukinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburu-buruknya jalan (hidup yang ditempuh).” (al-Israa’: 32),  

 

Bukan hanya itu, Berhati-hatilah dengan perbuatan zina karena ternyata zina adalah hutang, coba kita cermati baik-baik nasehat dari Imam Syafi’i berikut ini

 

Imam Syafi`i yang mengatakan, “BERHATI-HATILAH DENGAN ZINA, SEBAB ZINA ADALAH HUTANG. BARANGSIAPA YANG BERZINA MAKA TUNGGULAH PEREMPUAN-PEREMPUANNYA (IBU, SAUDARA, ISTRI, ANAK, DLL) AKAN DIZINAHI WALAUPUN LEWAT LUBANG DINDING RUMAHNYA.”

 

Rasulullah SAW telah bersabda: menceritakan pengalamannya saat diisra`kan:

 

“Pada malam aku diisra`kan, aku dibawa pergi melihat sekumpulan manusia yang sangat banyak jumlahnya, terdiri dari kaum wanita, ada yang digantungkan pada payudaranya dan ada pula yang digantungkan pada kedua kakinya dalam keadaan terjungkir. Mereka mengeluarkan suara jeritan dan rintihan kesakitannnya. Aku bertanya: ‘Hai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab:’Mereka adalah wanita-wanita yang suka berzina, tega membunuh anak-anak mereka dan menyerahkan diri mereka kepada selain suami mereka.”

 

RAMADHAN TELAH DEKAT, ALLAH SWT BUKA PINTU TOBAT, JANGAN SAMPAI TELAT,  KITAB ALLAH PEGANG ERAT, NISCAYA KITA TAK AKAN TERSESAT, DAN SELAMAT DARI TIPUAN YANG DAHSYAT

Kisah Penjual Bakso Teladan

Kisah Penjual Bakso Teladan
Di suatu senja sepulang kantor, saya masih
berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan
rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh
yang sedang belajar menggambar peta, juga
mewarnai.. Hujan rintik-rintik selalu menyertai di
setiap sore di musim hujan ini.
Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor…..
terdengar suara tek…tekk.. .tek…suara tukang bakso
dorong lewat. Sambil menyeka keringat…, ku
hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa
mangkok bakso setelah menanyakan anak-anak,
siapa yang mau bakso?
“Mauuuuuuuuu..”, secara serempak dan kompak
anak-anak asuhku menjawab.
Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya.
Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini
ketika saya membayarnya, si tukang bakso
memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu
disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya
ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku
bertanya atas rasa penasaranku selama ini.
“Mang kalo boleh tahu, kenapa uang-uang itu
pisahkan? Barangkali ada tujuan?”
“Iya pak, memang sengaja saya memisahkan uang
ini selama jadi tukang bakso yang sudah
berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya
sederhana saja, hanya ingin memisahkan mana
yang menjadi hak saya, mana yang menjadi hak
orang lain / amal ibadah, dan mana yang menjadi
hak cita-cita penyempurnaan iman seorang
muslim”.
“Maksudnya…?”, saya melanjutkan bertanya.
“Iya Pak, kan agama dan islam menganjurkan kita
agar bisa berbagi dengan sesama. Sengaja saya
membagi 3 tempat, dengan pembagian sebagai
berikut :
Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk
memenuhi keperluan hidup sehari-hari untuk
keluarga
Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq /
sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban.
Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang
bakso saya selalu ikut qurban seekor kambing,
meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja
Uang yang masuk ke kencleng, karena saya ingin
menyempurnakan agama yang saya pegang yaitu
Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang
mampu untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah
haji ini tentu butuh biaya yang besar, Maka kami
sepakat dengan istri bahwa di setiap penghasilan
harian hasil jualan bakso ini kami harus menyisihkan
sebagian penghasilan sebagai tabungan haji.. Dan
insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2
tahun lagi saya dan istri akan melaksanakan ibadah
haji.”
Hatiku sangat… sangat tersentuh mendengar
jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana
yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang
memiliki nasib sedikit lebih baik dari si tukang bakso
tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana
indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali
berlindung di balik tidak mampu atau belum ada
rejeki.
Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai
berikut : “Iya tapi kan ibadah haji itu hanya
diwajibkan bagi yang mampu…? termasuk memiliki
kemampuan dalam biaya…?
Ia menjawab, “Itulah sebabnya Pak, justru kami
malu kepada Tuhan kalau bicara soal Rezeki karena
kami sudah diberi Rezeki. Semua orang pasti
mampu kok kalau memang niat..?
Menurut saya definisi “mampu” adalah sebuah
definisi dimana kita diberi kebebasan untuk
mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan
diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka
mungkin selamanya kita akan menjadi manusia
tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan
diri sendiri, “mampu”, maka Insya Allah dengan
segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan
memberi kemampuan pada kita kok.”
“Masya Allah… sebuah jawaban dari seorang tukang
bakso”.
Sahabat…..
Cerita perjalanan spiritual ini sangat sederhana dan
jadi inspirasi. Semoga memberi hikmah terbaik bagi
kehidupan kita.
Dalam hadits Qudsi,
“Sesungguhnya Allah berfirman: Aku akan mengikuti
prasangka hamba-Ku dan Aku akan senantiasa
menyertainya apabila berdoa kepada-Ku” (HR.
Bukhari Muslim)